Kamis, 26 Jun 2025
Media Rakyat | Aspirasi, Berani dan Aksi
Jika berminat dengan sourcode web portal ini bisa hubungi nomor whatsapp 0856-735-4414
Selain nomor diatas adalah palsu.
Jangan Chat jika masih berpikiran ini penipuan ya!
Website udah 100% selesai, jadi siap dikirim.


Ada juga sourcode toko online, psikotes dan aplikasi absensi
Tradisi Mundur yang Langka
Pejabat yang Tahu Malu
Penulis: Meja Redaksi Lidah Rakyat
Politik - 06 Dec 2024 - Views: 189
image empty
Ilustrasi

  1. Di Jepang, tradisi mundur bagi pejabat itu seperti seni. Salah langkah, mundur. Salah ngomong, mundur. Salah pakai dasi, entah mungkin juga mundur. Mereka memandang jabatan sebagai tanggung jawab, bukan privilege yang dipeluk erat-erat sampai akhir hayat.

  1. Lalu, kita menoleh ke negeri ini. Negeri yang penuh dinamika. Seorang pejabat ketika data publik bobol? Senyum. Didesak mundur? Pasang muka tembok tebal, mungkin setara dinding candi Borobudur. Ada yang sempat mendekam di balik jeruji, lalu kembali berkuasa seperti pahlawan pulang dari medan laga. Bahkan yang terseret kasus korupsi, cukup kembalikan uang dan berkata, “Sorry, kelepasan,” lalu semua baik-baik saja.

  1. Atasan anak buahnya terjerat hukum? Jangan harap mau ikut mundur. Kalau perlu malah disemangati, "Santai, bro, badai pasti berlalu." Kita ini unik, di mana rasa malu seperti barang yang harganya naik terus di pasar, susah didapatkan.

  1. Tapi, hari ini kita dikejutkan. Pejabat utusan khusus presiden yang mulutnya sempat tak terkendali, mengomentari pedagang es teh dengan hinaan yang tak elok, akhirnya mundur. Oh, dunia bergetar! Hujatan rakyat selama 24 jam ternyata manjur, seperti racikan sambal level pedas maksimal.

  1. Akhirnya, ada juga pejabat yang tahu malu. Rakyat langsung riuh rendah memuji, seperti baru saja menang doorprize kulkas empat pintu. Kita berharap ini bukan sekadar kebetulan, tapi awal mula tradisi mundur yang beradab di negeri ini. Utusan khusus presiden itu peletak dasae tradisi mundur.

  1. Semoga ke depannya, setiap pejabat yang menyakiti hati rakyat bisa mengikuti jejak ini. Kalau salah langkah, mundur. Kalau salah kebijakan, mundur. Kalau salah jadi pejabat? Yah, mundur aja deh, dari pada bikin susah. (Rosadi Jamani)