Kamis, 26 Jun 2025
Media Rakyat | Aspirasi, Berani dan Aksi
Jika berminat dengan sourcode web portal ini bisa hubungi nomor whatsapp 0856-735-4414
Selain nomor diatas adalah palsu.
Jangan Chat jika masih berpikiran ini penipuan ya!
Website udah 100% selesai, jadi siap dikirim.


Ada juga sourcode toko online, psikotes dan aplikasi absensi
Presiden Modal Sendiri Dulu
Kerja Bersama Untuk Jalan Perubahan
Penulis: Admin Mimin
Sorot - 30 Oct 2024 - Views: 176
image empty
Ilustrasi

Ini baru pemimpin yang (katanya) beda! Di tengah hingar-bingar pemimpin yang biasanya lebih jago "merancang anggaran" dari pada "merancang masa depan rakyat," muncul sosok Prabowo Subianto dengan langkah kocak dan mengejutkan. Ia menggunakan uang pribadinya untuk acara kabinet! Wuih, jarang-jarang pemimpin berani ambil kantong sendiri, bukan? Eh, atau ini mungkin lebih karena dana APBN belum turun? Entahlah, hanya Tuhan yang tahu.

Jadi begini ceritanya, wak! Hasan Nasbi, Kepala Komunikasi Kepresidenan, menjelaskan alasan yang cukup "mulia" di balik kegiatan retret kabinet di Akademi Militer, Magelang. Katanya, sih, APBN untuk Kabinet Merah Putih ini masih belum siap di pos-pos kementerian. Jadilah Prabowo "rela" mengeluarkan dana pribadi. Yah, demi mempertahankan tradisi “ala bangsawan” yang lebih militeristik, sampai-sampai beliau ini menyulap Akmil jadi lokasi retret spiritual plus peloncoan para menteri. Mana yang menterinya kuat mental, mana yang lebih baik jadi penghias rapat? Semua bakal teruji.

Bicara soal dana pribadi, masyarakat tentu terkaget-kaget! Soalnya, lazimnya pemimpin menganggap uang negara itu, ya, kayak uang sendiri (mungkin malah dianggap duit kembalian belanja bulanan). Tapi tidak dengan Prabowo, uang dari koceknya keluar. Bayangkan, dana miliaran rupiah dikeluarkan dari dompet pribadi, katanya sudah direncanakan sejak sebulan sebelum pelantikan.

Abdul Kadir Karding, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia alias Kepala BP2MI, memastikan, "Iya, Pak Prabowo biayai acara itu sendiri." Wow! Bukankah ini cara "anti-mainstream" dalam menjalankan negara? Bayangkan kalau semua pemimpin ngikutin jejak ini, mungkin negara kita bakal jadi “swalayan”.
Lalu apa isi retretnya? Ah, pasti ente berpikir tentang sesi meditasi, pemusatan energi positif, dan petuah-petuah bijak, kan? Nah, bukan cuma itu, wak! Retret kali ini penuh pesan serius dan “pressing issue” tentang swasembada dan ketahanan pangan. Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, sampai menyampaikan seruan Prabowo dengan nada “seolah” mereka sedang di puncak Gunung Merapi. “Pangan ini wajib dilaksanakan! Penduduk makin banyak, suka tidak suka, harus diwujudkan!” Begitulah kira-kira semangatnya.

Sudaryono menambahkan bahwa swasembada pangan bukan cuma buat kita tahun ini atau tahun depan, tapi buat beberapa puluh tahun ke depan. Ya, semoga saja masih ada dunia dan pangan buat generasi mendatang.

Bila gaya kepemimpinan begini terus, mungkin saja kita bakal saksikan banyak acara negara berikutnya dengan format "self-funded." Mari berharap ada yang bersedia rela jadi menteri cuma-cuma juga, biar makin murni dan “ikhlas.”