Pendahuluan
Orang Muda Katolik (OMK) memiliki posisi strategis dalam kehidupan sosial dan pelayanan pastoral gereja. Sebagai generasi penerus, mereka membawa energi, kreativitas, dan semangat untuk mendukung misi gereja. Dalam konteks Paroki Kiupukan, OMK memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya menjadi penerima pelayanan pastoral tetapi juga menjadi pelayan aktif yang menciptakan nilai kebersamaan, persaudaraan, dan kekeluargaan.
Pendekatan filosofis terhadap peran OMK ini mencakup pemahaman tentang manusia sebagai makhluk sosial, nilai-nilai gerejawi, dan tanggung jawab moral dalam kehidupan bermasyarakat.
1. Hakikat Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Relasional
Secara filosofis, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan komunitas untuk berkembang. Aristoteles dalam Politics menyebutkan bahwa manusia adalah zoon politikon (makhluk politik) yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam konteks OMK, hakikat ini mengarahkan mereka untuk berkontribusi aktif dalam komunitas, menciptakan ruang relasional yang memungkinkan terciptanya kebersamaan. Bagi OMK Paroki Kiupukan, kebersamaan ini diwujudkan dalam:
Keterlibatan Aktif dalam Pelayanan: Membantu program-program pastoral seperti pembinaan iman, pendampingan anak-anak, dan kegiatan sosial kemasyarakatan.
Dialog dan Kolaborasi: Membina komunikasi yang baik dengan umat paroki untuk memahami kebutuhan mereka.
Hakikat sosial ini juga mengacu pada ajaran gereja yang menekankan communitas fidelium (komunitas beriman) sebagai pondasi hidup bersama.
2. Nilai Kebersamaan dalam Kerangka Pastoral Gereja
Kebersamaan dalam gereja adalah refleksi dari Tritunggal Mahakudus, yaitu relasi antara Bapa, Putra, dan Roh Kudus. OMK, sebagai bagian dari tubuh gereja, dipanggil untuk merefleksikan harmoni ini melalui:
Kegiatan Bersama: Mengorganisasi program-program berbasis komunitas yang mencakup seluruh umat, seperti kegiatan amal, doa bersama, dan rekoleksi.
Membangun Solidaritas: Menjadi jembatan antara kelompok muda dengan generasi yang lebih tua untuk menciptakan kesatuan dalam keanekaragaman.
Dalam perspektif sosial, kebersamaan ini penting untuk menghadapi fragmentasi yang sering terjadi di masyarakat modern.
3. Persaudaraan sebagai Wujud Kasih Kristiani
Persaudaraan dalam pelayanan pastoral didasari oleh perintah Yesus, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mat 22:39). Filosofi ini menuntut OMK untuk menjalankan kasih yang konkret, seperti:
Melayani yang Lemah: Menjangkau mereka yang membutuhkan perhatian khusus, seperti lansia, kaum miskin, dan kelompok marjinal.
Menghilangkan Diskriminasi: Memastikan bahwa semua umat diperlakukan setara dalam kehidupan paroki.
Persaudaraan ini juga relevan dalam konteks masyarakat luas, di mana OMK dapat menjadi agen rekonsiliasi dalam konflik sosial.
4. Kekeluargaan sebagai Dasar Hidup Bermasyarakat
Filosofi kekeluargaan melibatkan relasi yang penuh kasih, saling mendukung, dan memperhatikan. Dalam OMK, nilai ini diwujudkan melalui:
Pendampingan: Menjadi teman bagi sesama OMK, memberikan semangat dan dukungan dalam menjalani hidup.
Peran dalam Keluarga: Sebagai anggota keluarga, OMK juga membawa semangat kasih dan pelayanan dalam rumah tangga, yang menjadi basis bagi keterlibatan di masyarakat.
Kekeluargaan dalam hidup sosial berarti memandang semua anggota masyarakat sebagai saudara yang memiliki martabat sama di hadapan Allah.
5. Tantangan dan Peluang
Tantangan:
Kurangnya motivasi OMK dalam pelayanan.
Konflik internal di antara anggota OMK atau dengan umat paroki. Tekanan modernisasi yang menjauhkan nilai-nilai spiritual.
Peluang:
Teknologi digital yang mempermudah koordinasi dan komunikasi.
Program pelatihan dari gereja untuk meningkatkan kompetensi OMK.
Semangat sinodalitas yang ditekankan Paus Fransiskus untuk melibatkan kaum muda secara aktif.
Penutup: Refleksi Filosofis
Dalam konteks Paroki Kiupukan, OMK dipanggil untuk menjadi garam dan terang bagi komunitas. Peran mereka dalam menciptakan nilai kebersamaan, persaudaraan, dan kekeluargaan mencerminkan kehadiran Kristus di tengah-tengah umat. Pendekatan filosofis ini menggarisbawahi pentingnya tindakan nyata yang didasari oleh refleksi mendalam tentang hakikat manusia, kasih Kristiani, dan tanggung jawab sosial.
Dengan melibatkan OMK secara aktif, Paroki Kiupukan tidak hanya memperkuat pelayanan pastoral tetapi juga membangun masyarakat yang harmonis dan inklusif.
*Penulis adalah Pegiat Sosial Media, Alumnus Fakultas Filsafat Seminari Tinggi Santo Mikhael Penfui-Kupang. Kolumnis Portal Berita Online lidahrakyat.com
2.27K
132