Pendahuluan
Guru memiliki peran krusial dalam pembentukan karakter peserta didik. Tidak hanya menjadi penyampai ilmu, guru juga harus menjadi teladan dalam nilai-nilai kemanusiaan, seperti cinta kasih dan pengampunan. Hal ini sejalan dengan pandangan filsuf Paulo Freire, yang dalam Pedagogy of the Oppressed menekankan bahwa pendidikan harus bersifat dialogis dan humanis, membangun kesadaran kritis dan kemanusiaan.
Pendidikan dengan Cinta Kasih
Menurut Freire cinta adalah inti dari proses pendidikan. Dalam mendidik, guru harus memandang peserta didik bukan sebagai objek yang pasif, tetapi sebagai subjek yang berharga. Dengan cinta kasih, guru mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang nyaman, di mana peserta didik merasa dihargai dan didengarkan.
Cinta kasih melahirkan empati, dan melalui empati, guru dapat memahami kebutuhan individu setiap peserta didik. Ini penting terutama dalam menghadapi peserta didik yang memiliki kesulitan belajar atau perilaku yang menantang. Dengan cinta kasih, guru tidak hanya memberikan solusi, tetapi juga menjadi pendamping dalam proses perkembangan mereka.
Pengampunan sebagai Pendekatan Mendidik
Pengampunan adalah fondasi dalam membangun hubungan yang sehat antara guru dan peserta didik. Ketika peserta didik melakukan kesalahan, pendekatan yang mengedepankan pengampunan, alih-alih hukuman keras, akan mendukung pertumbuhan mereka.
Freire menekankan pentingnya menghormati martabat peserta didik, termasuk saat mereka gagal. Pengampunan memberikan ruang bagi mereka untuk belajar dari kesalahan tanpa rasa takut atau malu. Guru yang mengampuni menjadi inspirasi bagi peserta didik untuk mengembangkan rasa tanggung jawab dan kesadaran moral.
Kesimpulan
Mengintegrasikan cinta kasih dan pengampunan dalam pendidikan menciptakan proses pembelajaran yang bermakna dan mendalam. Guru yang mengadopsi pendekatan ini tidak hanya membentuk generasi cerdas, tetapi juga individu yang berkarakter. Sebagaimana Paulo Freire mengingatkan, "Tanpa cinta, pendidikan menjadi dingin dan jauh dari kemanusiaan."
**Penulis adalah Pegiat Sosial Media, Alumnus Fakultas Filsafat Seminari Tinggi Santo Mikhael Penfui-Kupang. Kolumnis Portal Berita Online lidahrakyat.com
2.27K
132