Paman Birin, seorang legenda yang tiba-tiba muncul di horizon politik Kalimantan Selatan. Ia bagaikan komet yang sesat arah, melesat dan menghilang tanpa aba-aba. Mengundurkan diri, katanya. Di hadapan ratusan ASN yang melongo, seperti menyaksikan babak akhir opera sabun.
"Saya mengundurkan diri. Pemberkasannya sudah diproses," katanya. Penuh kharisma. Atau mungkin lelah. Siapa yang bisa menebak? Bukan Paman Birin jika tidak menyisakan tanya di benak, seperti teka-teki silang. Surat pengunduran diri sudah dikirim ke Presiden Prabowo, ujarnya. Bagai surat cinta yang dilempar ke angin, berharap sampai tanpa cap pos. Presiden pasti terkejut, siapa yang tahu Paman Birin akan muncul dengan pengumuman secepat itu. Mungkin ia sempatkan menyalakan api unggun kecil di ruang kerjanya, membakar surat dengan dramatis.
Cerita ini makin kacau. OTT KPK, sidang praperadilan, hingga sang Paman yang mendadak hilang seperti ilusi di tengah kabut subuh. "Kabur," kata Biro Hukum KPK. Seperti pahlawan yang memilih mundur sebelum jantung meledak di panggung. Seperti sinetron epik yang tak kehabisan twist, Paman Birin muncul. Hanya sehari sebelum putusan praperadilan. Senin pagi yang dingin, Paman Birin memimpin apel. ASN tertegun, berbisik-bisik. Apakah ini penampakan hantu politik? Tidak. Ini realitas. Seperti adegan dari film noir, tapi lebih murahan. Bukan sekadar kemunculan, ini adalah klimaks dengan drum-roll dramatis yang sayangnya terlalu pendek.
"Kondisi ini jelas-jelas menunjukkan bahwa pemohon selaku tersangka melarikan atau kabur," tegas anggota Biro Hukum KPK. Tapi apalah makna 'kabur' di negeri para pewayangan ini? Seperti permainan petak umpet, siapa yang ditemukan, siapa yang tertawa, siapa yang menang, hanya dewa-dewa politik yang tahu.
Kini, KPK hanya bisa menggeleng. Status tersangka dicabut, sang Paman bebas dari belenggu. Apakah keadilan sudah dijalankan, atau hanya permainan catur dengan raja yang selalu lolos dari skakmat? Ah, Paman Birin, kisahmu, bagai dongeng tanpa akhir, menggantung di antara ilusi dan kenyataan.***
2.27K
132