Gemuruh petir berdentang di langit kelabu,
membakar semangat di dada yang rindu.
Lelaki memikul cangkul di bahu,
perempuan menjunjung bakul penuh harap yang syahdu.
Langkah kaki menyatu dengan tanah kering,
menanti embun dan gerimis yang sering.
Di pematang sawah yang merekah retak,
terbisik doa, teranyam niat tak goyah.
Wahai hujan, datanglah perlahan,
basahi tanah, bangunkan harapan.
Jangan terlalu deras, jangan terlalu jarang,
agar padi tumbuh, panen pun gemilang.
Kami petani, penjaga bumi,
penyemai mimpi dalam sunyi.
Jika langit memberi berkah penuh,
maka sawah menari dalam teduh.
Di bawah mendung yang berarak pelan,
kami menyanyikan rindu yang tak tertahan.
Semoga musim tak mengingkari janji,
dan panen nanti merayakan rezeki.
* Penulis adalah Guru SMP Negeri Wini, TTU, Nusa Tenggara Timur
2.27K
132