Juru kunci. Dua kata yang bisa membuat dada bergetar. Bukan karena haru. Tapi, lebih karena sensasi mirip saat kepala terbentur tiang gawang. Timnas Indonesia kini resmi menyandang gelar ini di Grup C Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia. Sebuah status yang, alih-alih menurunkan mental, justru membangkitkan insting pejuang. Kalau kata pepatah, "Di ujung tanduk pun, Garuda tak akan mundur."
Harap-harap cemas jelang laga Timnas vs Jepang entar malam. Sebab yang dilawan ini bukan Laos, apalagi India, tapi Jepang. Raksasa Asia terkuat saat ini. Sambil menikmati kopi liberika di teras rumah yok kita bahas makna di balik juru kunci.
Australia? Ditahan imbang Arab Saudi 0-0. Skor yang membuat pelatihnya, mungkin, berpikir lebih keras dari pada menghitung beban hutang negara. Sementara itu, China mencuri kemenangan 1-0 atas Bahrain. Ini membuat publik Bahrain berdoa agar keberuntungan punya syarat dan ketentuan yang lebih jelas.
Indonesia kita? Baru 3 poin terkumpul. Seperti receh sisa di dompet akhir bulan. Jepang, sang pemuncak klasemen dengan 10 poin, jelas bukan lawan sepele. Mereka Samurai Biru, tajam seperti pisau dapur emak-emak yang baru beli promo. Di bawahnya, Australia, Arab Saudi, Bahrain, dan China, semua dengan 6 poin. Semua nyaris, tapi tidak seperti Indonesia yang sempurna. Sempurna di urutan buncit.
Namun, malam ini, SUGBK bakal jadi saksi. Garuda, dengan sayap tertatih tapi jiwa menyala, akan melawan Samurai Biru. Menang, dan mereka bisa meloncat dari bawah ke posisi 2 atau 3, seperti film laga yang tak terduga. Kalah, dan tetap juru kunci, gelar yang entah kenapa tetap terasa puitis. Ada yang bilang, juru kunci itu kunci kehidupan yang bisa membuka gerbang kesadaran bahwa sepak bola bukan sekadar angka, tapi soal rasa, soal mencintai tanpa pamrih, soal tetap menonton meski tahu akhirnya.
Jay Idzes dkk tahu, status ini bukan penghinaan. Ini panggilan untuk merobek mitos, menghancurkan ego Samurai, dan mencetak sejarah di atas lapangan. Andai saja juru kunci ini bukan akhir, tapi awal. Awal dari cerita, di mana sang Garuda yang tertunduk, akhirnya terbang tinggi, di langit penuh bintang.
Tak ada cara lain, siap kopi terbaik dan pisang goreng, wak! Kita saksikan perlawanan Garuda melawan raksasa Asia dengan penuh harap dan doa.
2.27K
132