"Udah, wak! Usah nak dibahas age, kan udah lolos juga," kata kawan ngopi dengan logat Melayu Pontianak.
Iya sih sudah lolos. Cuma, janganlah begitu mainnya. Bosan tahuu...! Begitulah kesan umumnya penonton tadi malam.
Laga paling membosankan? Mungkin ini bisa jadi rekor dunia dalam kategori "Pertandingan yang Paling Menyayat Hati Penonton". Timnas vs Australia semalam, hanya parade oper-operan indah ala lomba passing tanpa tujuan. Dari kanan ke kiri, lalu balik lagi, begitu terus, seperti menonton episode sinetron tanpa akhir. Kalau diibaratkan film, ini film horor buat penggemar bola, karena momen menegangkan itu enggak ada sama sekali, terutama di babak kedua.
Pelatih Nova Arianto dan Brad Moloney mungkin sudah merencanakan skenario drama ini dengan sangat matang. Mereka berdua kayak komplotan yang tahu persis kalau hasil seri bakal bawa mereka ke Putaran Final Piala Asia di Arab Saudi. Kenapa harus repot-repot berlari sprint, ngotot ke kotak penalti, atau cetak gol spektakuler? Buang-buang tenaga saja, kan? Lagi pula, risiko cedera lebih penting dihindari dari pada menampilkan permainan yang bikin penonton berdecak kagum.
Tapi, Bambang, nggak begitu juga caranya! Penonton bayar tiket, datang jauh-jauh, rela begadang, ngantuk-ngantukan, cuma untuk lihat laga yang lebih cocok jadi tutorial passing. Ya ampun, kasihan fans berat yang cuma bisa teriak "Yaelah, oper lagi!" sambil pegang kepala. Ini bukan pertandingan, ini kontes main sabun.
Tuan rumah Kuwait? Pasti panas dingin. Nyesak hatinya, lapangan mereka dijadikan opera sabun. Mereka pikir ini bakal jadi laga epik, eh malah jadi teater absurd yang isinya cuma "bola dioper tanpa tujuan mulia." Mereka mungkin berpikir ini semacam prank besar-besaran. Well, semoga di Arab nanti, kita nggak bawa strategi oper-sabun ini lagi, biar penonton nggak ngelus dada sepanjang pertandingan!
Timnas lolos dengan tiket runner up terbaik bersama China, Vietnam, Oman, dan Iraq. Sayangnya jiran kita, Malaysia tak lolos, ikut sedih wak. Thailand gacor, lolos dengan juara grup.
2.27K
132