Jika berminat dengan sourcode web portal ini bisa hubungi nomor whatsapp 0856-735-4414
Selain nomor diatas adalah palsu.
Jangan Chat jika masih berpikiran ini penipuan ya!
Website udah 100% selesai, jadi siap dikirim.
Akhirnya Suriah Dikuasi Pemberontak, Presiden Kabur
Oposisi Suriah ambil alih
Penulis: Meja Redaksi Lidah Rakyat Politik -
09 Dec 2024 -
Views: 207
Ilustrasi
Pagi yang damai berubah menjadi opera tragis di Bandara Damaskus. Orang-orang berlarian seperti sedang mengejar diskon Black Friday. Tapi, kali ini tidak ada sepatu murah. Hanya berita bahwa Bashar al-Assad, penguasa Suriah, kabur naik pesawat misterius menuju "entah-di-mana." Sebuah plot yang bahkan Netflix pun tak mampu tuliskan.
Oposisi bersenjata Suriah muncul sebagai sutradara baru. Mereka mengklaim telah "mencuri" ibu kota dengan narasi yang tak kalah dramatis dari sinetron. Bayangkan, wak! Tank-tank pemerintah ditinggalkan begitu saja, seolah-olah para tentara mendadak teringat bahwa mereka punya janji temu dengan "kehidupan normal."
"Pesawat Assad hilang dari radar." Kalimat ini seperti bensin di atas api teori konspirasi global. Middle East Spectator, dengan keahlian Sherlock Holmes dadakan, memposting tangkapan layar FlightRadar24. Pesawat itu, Ilyushin-76T, tampak "menari" di udara sebelum jatuh. Apakah Assad terjun dengan parasut emas? Apakah alien akhirnya ikut campur? Tidak ada yang tahu pasti, tapi dunia sudah memutuskan, ini cerita yang terlalu gila untuk diabaikan.
Abu Mohammed al-Julani, pemimpin Hayat Tahrir al-Sham, muncul seperti pahlawan film epik, menjanjikan "perlindungan" bagi rakyat Damaskus. Perlindungan? Mungkin lebih seperti "penguasaan." Tapi rakyat, yang sudah bosan dengan film horor Bashar, bersorak di jalanan, meneriakkan "Kebebasan!" sambil naik ke tank-tank kosong seperti anak kecil yang menemukan mainan baru.
Kantor radio dan televisi publik diambil alih. Gedung simbolis ini, yang pernah menjadi tempat pengumuman kudeta pada 1950-an dan 1960-an, kini jadi mimpi buruk terakhir bagi rezim Assad. Oposisi merilis pernyataan heroik penuh semangat, seperti mahasiswa yang baru lulus dan siap "mengubah dunia."
Namun, apa benar semua ini adalah revolusi murni? Atau sekadar episode baru dalam serial "Proxy Wars" produksi Hollywood? Dalam dunia di mana minyak lebih berharga dari manusia, sulit untuk percaya bahwa drama ini tanpa sutradara dari balik layar.
Kekacauan di Damaskus adalah pengingat bahwa dunia adalah panggung besar dengan aktor-aktor yang tak selalu manusiawi. Sebuah cerita tentang presiden yang kabur, oposisi yang tiba-tiba menjadi pahlawan, dan rakyat yang menari di atas tank kosong.
Apakah ini akhir dari Assad atau hanya babak baru dalam saga Suriah? Entahlah. Yang jelas, dunia sedang tertawa. Bukan karena ini lucu, tapi karena kenyataan lebih absurd dari fiksi.
Mungkin, seperti yang selalu kita duga, minyak, kekuasaan, dan kepentingan global masih menjadi tiga aktor utama di balik semua ini. Sebuah opera yang berulang, di panggung yang sama, dengan penonton yang tak pernah benar-benar pergi. (Rosadi Jamani)